watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

NIKMATNYA PELUKAN MAJIKAN

Entah kenapa aku jadi menuliskan cerita ini. Cerita
yang kupikir sangat sulit untuk kulupakan.
Kejadiannya 2 tahun yang lalu. Saat itu aku
memang masih gadis desa yang baru saja ke
kota. Kota yang menjadi tujuanku adalah Cianjur.
Kota yang memang belum terlalu berkembang,
namun kupikir aku akan betah. Aku tak tentu
tujuan, tapi akhirnya aku memilih menjadi
seorang pembantu rumah tangga. Kudapatkan
pekerjaan itu di sebuah rumah yang memang
tidak terlalu besar. Majikanku itu memang sudah
menikah dan punya anak. Ia berprofesi sebagai
seorang guru olahraga di SD. Tapi mungkin
karena rumah yang ditempati mereka bertiga
kurang besar, ditambah lagi ibu majikanku itu
sudah tua, maka istri dan anaknya yang masih
kecil itu tinggal di rumah terpisah bersama ibu
majikanku. Aku berhasil mendapat pekerjaan ini
memang karena bagaimana pun seorang pria
tentu sulit merawat rumah sendirian, karena
istrinya itu memang jarang datang berkunjung
(entah bagaimana kehidupan seks mereka itu).
Singkatnya inilah awal perkenalanku:
Aku melangkah masuk ke rumah itu. Bu Titin,
mempersilakanku masuk. Ia tampaknya setuju
jika aku bekerja di rumah suaminya itu. Setelah
berbincang beberapa saat, suaminya pulang.
Dan saat itulah aku melihat suami Bu Titin. Dia
pun melihat ke arahku. Oh Tuhan, suaminya
benar-benar tampan dan seksi. Mungkin karena
ia adalah seorang guru olahraga. Pantas saja ia
menjaga bentuk tubuhnya itu.
"Tin, siapa dia? Pembantu buatku yang baru ya?"
"Iya, Mas. Aku bingung cari-cari, eh akhirnya
ketemu juga," kata Bu Titin.
"Lastri, perkenalkan ini suamiku, Yayan."
"Lastri Pak," kataku malu-malu.
Aku benar-benar terpesona oleh penampilannya
itu. Ditambah lagi saat itu dia seperti mandi
keringat. Benar-benar bau kejantanannya
membuatku bergairah.
"Yayan," katanya sambil menjulurkan tangannya
yang kekar itu padaku.
Singkatnya, aku telah 2 minggu bekerja di rumah
Mas Yayan. Aku benar-benar bahagia bisa
menjadi pembantu Mas Yayan. Ia tipe pria
idamanku. Aku pun merasa beruntung pula
karena Bu Titin memang tidak pernah tinggal
satu rumah bersama Mas Yayan seperti yang
sudah kutuliskan tadi. Paling-paling hari Sabtu Bu
Titin datang berkunjung dengan anaknya.
Setelah itu pulang lagi. Jika Mas Yayan sudah
berangkat, aku sering masuk ke kamarnya.
Kuperhatikan selama ini, ia selalu memakai baju-
baju ketat dan celana pendek yang super ketat
yang sangat seksi menonjolkan otot-otot
tubuhnya. Aku ingin tahu, apakah baju-baju
seperti itu yang menjadi kegemarannya, soalnya
setiap kali bajunya kucuci, aku cuma mencuci
baju-baju seperti itu. Dan benarlah, semua jenis
bajunya memang seperti itu. Kadang-kadang
aku juga sering melihat album fotonya, dan ya
ampun! ada sebuah album foto yang
disimpannya di bawah tempat tidur. Album itu
kutemukan tak sengaja waktu aku hendak
mengganti sepreinya. Kurasa album itu
dirahasiakan olehnya, soalnya foto-fotonya
benar-benar super erotis. Bagaimana tidak, ia
berpose bertelanjang bulat tanpa memakai
pakaian sehelai pun di setiap foto-fotonya.
Langsung saja gairahku memuncak melihatnya.
Oh Mas Yayan, aku ingin sekali melihatmu bukan
hanya di foto seperti ini!
Setiap kali mencuci bajunya, aku tak langsung
mencucinya. Kadang kudekap rapat-rapat baju
dan celananya itu. Apalagi yang basah karena
keringatnya. Oh benar-benar jantan. Lalu celana
dalamnya pun sering kucium dan kujilati.
Kadang jika beruntung, kutemukan bulu-bulu
kemaluannya tertinggal di celana dalamnya.
Tiba suatu hari, datanglah keberuntunganku. Mas
Yayan waktu itu pulang agak sore. Ia memakai
kaos ketat berwarna putih yang benar-benar
seksi ditambah celana street yang
memperlihatkan pahanya yang kekar dan
berbulu itu.
"Darimana Mas?" tanyaku.
"Oh aku dari tempat fitness," katanya sambil
masuk ke kamar tidurnya.
"Ehm.. pantas aja Mas badannya sangat bagus,"
kataku malu-malu.
Mas Yayan terdiam sejenak. Lantas ia
memandangku.
"Memangnya kamu senang melihat tubuhku ini?"
"Ya tentu Mas. Sejak pertama kali kita kenalan,
aku langsung mengagumi Mas," kataku mantap.
"Kalau boleh aku tahu, bagian mana dari tubuhku
yang kamu suka, Lastri?"
"Aku suka lengan Mas yang kekar dan dada Mas
yang bidang. Aku kadang suka jengah loh Mas
kalau melihat Mas melepas pakaian Mas. Kadang
aku ingin sekali menyentuhnya. Maaf Mas kalau
aku lancang."
Ia tersenyum, "Wah nggak nyangka, aku punya
pengagum."
"Mas kelihatannya lelah. Boleh aku pijetin?"
"Boleh, kamu pijetin aku sambil nonton film
asyik."
Ia pun segera mengambil sebuah VCD dan
menyalakan TV. Lalu ia memasangnya. Tak
berapa lama, di layar muncul film erotis. Oh aku
makin bergairah. Ia tersenyum lagi
memandangku. "Ayo kamu naik ke tempat
tidurku. Pijati badanku yang pegal-pegal ini." Aku
benar-benar menikmati sensasi itu. Sambil
tanganku memegang-megang tubuh pria yang
selama ini jadi obsesiku, aku nonton film seperti
itu. Terus terang aku baru pertama kali melihat
film yang begituan.
Setelah film selesai, Mas Yayan mematikan
televisi. Ia lantas berkata,
"Kamu benar - benar cantik. Terus terang aku
ingin sekali kita bisa seperti ini sejak kita ketemu."
"Ah Mas bisa aja."
Lantas Mas Yayan menarik kaos ketat yang
membungkus rapat tubuhnya itu. Dan terlihatlah
oleh mataku, tubuh seksi berotot dan berkeringat
yang selama ini aku impikan.
"Oh," desahku.
"Gimana? Kalau mau pegang, pegang aja."
Langsung saja kupegang lengan-lengannya yang
kekar itu. Dadanya yang bidang dan perutnya
yang seksi. Mataku langsung tertuju kepada
puting susunya. Berbulu sangat lebat sekali,
membuatku makin dan makin bergairah.
"Ah.. ah.." katanya begitu kupegang dadanya itu.
"Lastri, aku.. aku.. sudah lama tidak merasakan
seperti ini bersama istriku."
Mas Yayan lalu menarikku ke depan tubuhnya,
"Lepas bajumu!" katanya singkat. Lalu
kutelanjangi diriku sepenuhnya. Kudengar decak
kagumnya melihat tubuhku yang memang sintal
dan aduhai ini. "Las, kamu.. kamu.." Ia langsung
menjilati wajahku dan kami pun berciuman lama
sekali. Bibirnya begitu seksi dan lidahnya pintar
sekali bergoyang-goyang. Sesekali kumisnya
yang cukup tebal itu menyentuh lidahku. "Las,
jilati seluruh tubuhku yang berkeringat ini!" Aku
tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Langsung
kujilati dadanya yang bidang itu. Puting susunya
yang menjadi tujuan utamaku. Ah benar-benar
nikmat rasanya. Lidahku mempermainkan
putingnya itu. Kuhisap-hisap dan rasanya enak.
Bulu-bulu putingnya itu kukulum berkali-kali
hingga kudengar erangannya. Kujilat dan kujilat
lagi hingga puas. Setelah itu kujilat bagian
tubuhnya yang lain. Dari otot lengannya,
ketiaknya yang juga penuh dengan bulu-bulu,
perutnya, dan kuperosotkan celananya. Ternyata
ia masih memakai celana dalam dan penisnya
sudah tegang berat.
Aku tidak membuka celana dalamnya dulu. Biar
kupanjangkan waktu yang menggairahkan ini.
Kujilati pahanya, kakinya, hingga punggung dan
pantatnya. Kujilati hingga tubuhnya benar-benar
sudah terlumat oleh lidahku. Ia mengerang-
ngerang tak kuat menahan gairah. Aku lalu
menarik celana dalamnya keluar. "Las, kulum
tititku ini!" desahnya tak teratur. Aku tidak
terkejut, dugaanku selama ini benar. Batang
kemaluannya itu panjang sekali. Mungkin
mencapai 25 cm. Di sekelilingnya ditutupi bulu-
bulu kemaluan yang rimbun sekali. Aku lantas
menjilat-jilat kepalanya yang sudah keras sekali
itu. Kumasukkan ke dalam mulutku dan kutarik
keluar lagi. Begitu seirama dengan jari-jariku
meraba puttng susunya. Ia benar-benar
kegirangan.
Setelah cukup lama aku menikmati penisnya itu,
ia pun orgasme. Spermanya sangat banyak
sekali. Muncrat langsung ke wajahku. Tak kusia-
siakan, kujilati semuanya dan kutelan habis. Ia
lagi-lagi tersenyum padaku. Oh pria impianku.
Tak berapa lama, ia lalu melumat habis seluruh
tubuhku. Payudaraku dijamah dan diremas-
remas oleh lengannya itu. Setelah puas
menjilatinya, ia pun menjilati vaginaku yang
masih perawan. Lalu adegan bersenggama pun
dimulai. Penisnya masuk ke dalam vaginaku. Ah
benar-benar nikmat. Darah keperawananku
keluar. Itu telah menjadi miliknya. Ia benar-benar
hebat. Kami mencoba berbagai cara hingga ia
dan aku mencapai puncak orgasme berkali-kali.
Kami terus dan terus melakukannya hingga tak
sadar waktu sudah tengah malam. Kami benar-
benar puas.
Akhirnya sejak hari itu, hampir setiap hari aku
melakukannya dengan Mas Yayan. Aku tidak lagi
tidur di kamar pembantu yang disediakan
untukku. Aku selalu tidur di kamarnya, di
sampingnya. Aku sadar tugasku sebagai
pembantu adalah melayani kebutuhan Mas
Yayan apapun yang dia inginkan.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1261
U-ON

inc Powered by Xtgem.com